Penyakit genetik atau kelainan
genetik adalah sebuah kondisi yang disebabkan oleh kelainan oleh satu
atau lebih gen yang
menyebabkan sebuah kondisi fenotipe klinis.
Beberapa penyakit genetik antara lain:
1.
Sindroma Klinefelter
Pada sindroma Klinefelter, bayi laki-laki terlahir
dengan kelebihan 1 kromosom X (digambarkan sebagai 47,XXY). Pria dan wanita
biasanya memiliki 2 kromosom seks. Wanita mendapatkan 2 kromosom X, 1 dari ibu,
1 dari ayah. Pria mendapatkan 1 kromosom X dari ibu dan 1 kromosom Y dari ayah.
Pria dengan sindroma Klinefelter biasanya memiliki kelebihan kromosom X
sehingga mereka memiliki 3 kromosom seks, yaitu 2 kromosom X dan 1 kromosom Y. Sindroma
ini ditemukan pada 1 diantara 700 bayi baru lahir. Biasanya tidak terjadi
keterbelakangan mental, tetapi banyak yang mengalami gangguan berbahasa.
Pada masa kanak-kanak, mereka seringkali mengalami keterlambatan dalam
berbicara dan mungkin mengalami kesulitan dalam belajar membaca dan menulis. Jika
tidak diobati, gangguan berbahasa ini bisa menyebabkan kegagalan di sekolah dan
mengurangi rasa percaya diri. Pengobatan terhadap gangguan berbahasa sebaiknya
dilakukan pada awal masa kanak-kanak.
2.
Anemia sel sabit
Anemia sel sabit adalah kondisi serius di mana sel-sel darah merah menjadi
berbentuk bulan sabit,
seperti huruf C.
Sel darah merah normal berbentuk donat tanpa lubang (lingkaran, pipih di bagian
tengahnya), sehingga memungkinkan mereka melewati pembuluh darah dengan
mudah dan memasok oksigen bagi
seluruh bagian tubuh. Sulit bagi sel darah merah berbentuk bulan sabit untuk
melewati pembuluh darah terutama di bagian pembuluh darah yang menyempit,
karena sel darah merah ini akan tersangkut dan akan menimbulkan rasa sakit,
infeksi serius, dan kerusakan organ tubuh.
3.
Mikrosefalus .
Mikrosefalus adalah kelainan otak dengan
ukuran kepala lebih
kecil dari ukuran kepala rata-rata berdasarkan umur dan jenis kelamin. Kepala
dikatakan lebih kecil jika ukuran lingkar kepala kurang dari 42 cm atau lebih
kecil dari standar deviasi 3 dibawah angka rata-rata.
Mikrosefalus seringkali terjadi akibat kegagalan pertumbuhan otak pada kecepatan
yang normal. Beberapa penyakit yang mempengaruhi pertumbuhan otak dapat
menyebabkan mikrosefalus. Mikrosefalus seringkali berhubungan dengan
keterbelakangan mental.
4.
Severe combined immunodeficiency atau defisiensi
imunitas kombinasi
Severe
combined immunodeficiency atau defisiensi imunitas
kombinasi adalah kelainan genetikyang
menyebabkan bagian utama dari sistem kekebalan
adaptif (Sel B dan Sel T)
lumpuh, akibat berbagai kemungkinan yang disebabkan gen. Pasien dengan
penyakit ini mengalami kekurangan kekebalan. Penyakit ini disebut juga dengan
"bocah gelembung" karena pasien akan sangat rentan terhadap penyakit infeksi.
5.
Polidaktili
Polidaktili
adalah keadaan anatomi jari manusia yg jumlahnya lebih dari jari manusia
biasanya (juga dikenal sebagai Hyperdaktili). Bisa terjadi ditangan atau dikaki
manusia. Satu dari 500 orang didunia mempunyai anatomi jari polidaktiki. Kelainan
ini diwariskan oleh gen autosomal dominan P, sehingga orang mempunyai tambahan
jari pada satu atau kedua tangan atau kakinya, yang paling umum dijumpai
terdapatnya jari tambahan pada satu atau kedua tangannya. Tempat jari tambahan
tersebut berbeda-beda ada yang di dekat ibu jari dan ada pula yang berada di
dekat jari kelingking
6.
Sindrom Down
SINDROMA DOWN
(MONGOLID SYNDROME = TRISOMI 21) ——> Ekstra kromosom 21
kelainan kromosom
yang paling banyak dimasyarakat adalah Sindroma Down yang mempunyai kromosom 47
dengan kelebihan kromosom 21. Sindrom Down termasuk
penyakit genetik tetapi tidak diwariskan, diduga kelainan ini akibat usia ibu
yang tua sehingga kualitas sel telur menjadi kurang baik dan tidak membelah
dengan benar. Secara garis besar penderita ini dengan mudah bisa dilihat yaitu
wajah yang khas dengan mata sipit yang membujur keatas, jarak kedua mata yang
berjauhan dengan jembatan hidung yang rata, hidung yang kecil, mulut kecil
dengan lidah yang besar sehingga cenderung dijulurkan dan telinga letak rendah.
Tangan dengan telapak yang pendek dan biasanya mempunyai rajah telapak tangan
yang melintang lurus (horisontal/ tidak membentuk huruf M), jari pendek-pendek,
biasanya jari ke 5 sangat pendek hanya mempunyai 2 ruas dan cenderung
melengkung. Tubuh pendek dan cenderung gemuk. Gejala yang biasanya merupakan
keluhan utama dari orang tua adalah retardasi mental, biasanya IQ antara 50-70.
Tetapi kadang-kadang IQ bisa sampai 90 terutama pada kasus-kasus yang diberi
latihan
7.
Thalasemia
Thalasemia merupakan penyakit darah genetik yang
ditandai dengan gangguan produksi β-globin (komponen hemoglobin) akibat adanya
mutasi pada gena β-globin. Hal ini menyebabkan turunnya kemampuan sel darah
merah dalam mengangkut oksigen ke seluruh tubuh. Mutasi pada intron 2
nukleotide ke-654, 705 atau 745 menyebabkan munculnya 5??dan 3??splice site
baru sehingga sebagian intron tidak terbuang. Antisense oligonukleotide
berperan memblok penggunaan splice site yang menyimpang tersebut oleh
spliceosome, sehingga produksi β-globin kembali normal
8.
FTDP-17
FTDP-17 adalah penyakit yang ditandai dengan
demensia progresif akibat adanya mutasi pada gena tau. Demensia
adalah hilangnya fungsi intelektual (seperti berpikir, mengingat dan
berargumentasi) sehingga mengganggu kehidupan penderita dalam berinteraksi
dengan lingkungan sosialnya. Pada
sel saraf (neuron) manusia yang normal tidak memiliki exon 10 karena adanya
struktur tertentu pada 5??splice site-nya. Mutasi yang merusak struktur ini
menyebabkan adanya exon 10 dan bermanifestasi sebagai penyakit FTDP-17.
Penelitian yang dilakukan oleh Kalbfuss et al menunjukkan bahwa antisense
oligonukleotide dapat menyebabkan exon 10 terbuang (exon skipping)
9.
Spinal
Muscular Atrophy (SMA)
SMA merupakan
penyakit yang ditandai dengan kemunduran fungsi sel saraf motorik pada sumsum
tulang belakang, mengakibatkan kelumpuhan dan pengecilan otot bagian atas yang
bersifat progresif. Pada 95% pasien SMA tidak memiliki (delesi) gena SMN1 (Survival
Motor Neuron 1). Selain gena ini terdapat gena SMN2, yang identik dengan
SMN1. Gena SMN1 memproduksi protein SMN yang utuh, sedangkan SMN2
mengkode protein SMN tanpa exon 7 (SMNΔ7). Hal ini disebabkan adanya perbedaan satu nukleotide
pada exon 7 gena SMN2 . Perubahan nukleotide ini menyebabkan gangguan pada ESE,
atau mengakibatkan peningkatan aktivitas splicing silencer.
10. Penyakit Wilson
Penyakit Wilson
adalah penyakit genetik yang mana tubuh tak mampu mencegah masuknya zat tembaga
dalam jumlah lebih. Zat tembaga dibutuhkan tubuh untuk tetap sehat, tetapi jika
kadar terlalu banyak justru menjadi racun dalam tubuh. Pada penyakit ini, zat
tembaga mengumpul di hati, otak, mata, dan organ lain. Selanjutnya, kadar
tembaga yang tinggi tersebut dapat menyebabkan kerusakan pada organ.
Penyakit ini pertama kali menyerang hati dan sistem
nerves. Gejala lain yang mengikuti antara lain: penyakit kuning, tremor, anemia
dan penyakit lain yang berkaitan.
11. Akondroplasia
(AK).
Akondroplasia (AK) adalah salah satu bentuk
kekerdilan tubuh yang sering dijumpai. Penyakit ini merupakan
kelainan kongenital tulang rawan. Gangguan terutama pada pertumbuhan
tulang-tulang panjang. Penyakit
ini diturunkan secara autosom dominan. Sekitar 85-90% kasus merupakan
mutasigenetik. AK pertama kali ditemukan oleh Parrot (1878).
Angka kejadian kelainan ini adalah 1/25.000 kelahiran.
Ditemukan lebih banyak penderita AK pada anak perempuan dibandingkan
anak laki-laki. Diagnosis
AK ditegakkan berdasarkan gejala klinik yaitu perawakan tubuh dan anggota
gerak yang pendek, tidak proporsional, disertai kepala yang besar dengan
penonjolan frontal dan hidung pesek. Gambaran radiologik
penunjang diagnosis yaitu ditemukannya basis kranium yang kecil,
kepala relatif lebih lebar dari wajah dengan penonjolan frontal
dan hipoplasia mandibula, pemendekan tulang-tulang panjang dan pelvis
yang sempit.
12. Muscular Distropy (MD).
Muscular Distropi
adalah suatu penyakit genetik yang umumnya menimpa anak laki-laki. Sebabnya
belum diketahui secara pasti, namun diduga penyebag utama adalah terbawanya gen
carier dari Ibu. Gen carier Ibu (XX1) apabila bercampur dengan kromosom ayah
(XY) akan menghasilkan kemungkinan anak laki-laki dengan pola kromosom X1Y.
inilah kromosom yang dimiliki oleh anak dengan kelainan Muscular Distropy.
Prevalensi kasus ini sekitar
100000:23.Dari seratus ribu kelahiran, terdapat 23 infant
yang terjangkit (begitulah kira-kira cara membacanya) mereka mengalami
gejala pelemahan otot dan fungsi organ secara tajam. Identifikasi awal MD
adalah Gower Sign, yaitu suatu keadaan pas si anak mau berdiri, dia merangkak
dulu, lalu neken paha, trus baru bisa berdiri.(Identifikasi sekitar umur 3-5
tahun.
13. Sindrom delesi
Sindrom delesi adalah
kelainan yang disebabkan oleh delesi bagian kecil pada kromosom
22. Delesi terjad di bagian
tengah kromosom yang disebut bagian q11.2. Insidens penyakit ini
diperkirakan terjadi pada setiap 4000 kelahiran.
Penyakit ini mempengaruhi beberapa bagian tubuh.
tanda-tanda khas dan gejalanya seperti defek pada jantung sejak lahir, gangguan belajar, infeksi karena
gangguan pada sistem
kekebalan, dan memiliki
tampakan wajah yang berbeda. Penderita juga dapat memiliki gangguan pada ginjal, kadar kalsium yang rendah dalam darah, kesulitan makan, kelainan otoimun seperti artritis
reumatoid, dan memiliki
risiko yang lebih tinggi terhadap gangguan jiwa. Delesi
kecil pada daerah 22q11 memiliki hubungan peningkatan risiko skizofrenia, dan
sering terdeteksi pada pasien skizofrenia. Oleh karena tanda dan gejala sindrom delesi
22q11 sangat luas dan bermacam-macam, dilakukan pengelompokan untuk
menggambarkan kondisi yang berbeda, seperti sindrom Shprintzen atau sindrom
velo-kardio-fasial, sindrom DiGeorge, Sindrom
kehilangan pendengaran dan kraniofasial, hipoplasia timus,
kelainan kejiwaan, dan hipokalsemia atau suatu keadaadan kadar kalsium rendah
di darah. Kini, terdapat istilah sindrom CATCH-22. CATCH-22
merupakan singkatan dari C = cardiac defect atau
defek jantung, A =abnormal face atau wajah tak
normal, T = thymic hypoplsia atau hipoplasia
timus, C = cleft palateatau mulut sumbing, H = hypocalcemia atau
hipokalsemia, dan 22 = delesi kecil pada kromosom 22.
14. Penyakit
Alergi.
Penyakit alergi termasuk penyakit genetik atau
keturunan, yang disebabkan oleh antibodi Imunoglobulin E (Ig E). Yang termasuk
penyakit alergi adalah :
- Rinitis alergi, ditandai oleh bersin-bersin, hidung
tersumbat, gatal, berair.
- Asma, ditandai oleh batuk lama, sesak napas, bunyi
mengi waktu bernapas. .
15. Sindrom Turner.
Sindrom turner
dengan kariotipe (22AA+X0). Jumlah kromosomnya 45 dan kehilangan 1kromosom kelamin.
Penderita Sindrom Turner berjenis kelamin wanita, namun ovumnya tidak
berkembang (ovaricular disgenesis).
16. Sindrom Jacobs.
Sindrom
Jacobs kariotipe (22AA+XYY), trisomik pada kromosom gonosom.
Penderita sindrom ini umumnya berwajah kriminal, suka menusuk-nusuk mata dengan
benda tajam, seperti pensil,dll dan juga sering berbuat kriminal. Penelitian di
luar negeri mengatakan bahwa sebagian besar orang-orang yang masuk penjara
adalah orang-orang yang menderita Sindrom Jacobs.
17. Sindrom Patau.
Sindrom Patau,
kariotipe (45A+XX/XY), trisomik pada kromosom autosom. kromosom autosomnya
mengalami kelainan pada kromosom nomor 13, 14, atau 15.
18. Sindrom Edward.
Sindrom Edward,
kariotipe (45A+XX/XY), trisomik pada autosom. Autosom mengalami kelainan pada
kromosom nomor 16,17, atau 18. Penderita sindrom ini mempunyai tengkorak
lonjong, bahu lebar pendek, telinga agak ke bawah dan tidak wajar.
19. Leukemia
Leukemia adalah
kanker dari sel-sel darah. Penyebab dari sebagian besar jenis leukemia tidak diketahui.
Sel darah putih berasal dari sel stem di
sumsum tulang. Leukemia terjadi jika proses pematangan dari stem sel
menjadi sel darah putih mengalami gangguan dan menghasilkan perubahan ke arah
keganasan. Perubahan tersebut seringkali melibatkan penyusunan kembali
bagian dari kromosom (bahan genetik sel yang
kompleks). Penyusunan kembali kromosom (translokasi kromosom)
mengganggu pengendalian normal dari pembelahan sel, sehingga sel membelah tak
terkendali dan menjadi ganas. Pada akhirnya sel-sel ini menguasai sumsum tulang dan
menggantikan tempat dari sel-sel yang menghasilkan sel-sel darah yang
normal.
Kanker ini juga bisa menyusup ke dalam organ lainnya, termasuk hati, limpa,
kelenjar getah bening, ginjal dan otak
20. Penyakit Huntington (korea Huntington)
Penyakit Huntington
(korea Huntington) adalah suatu penyakit keturunan dimana sentakan atau
kejang dan hilangnya sel-sel otak secara bertahap mulai timbul pada usia
pertengahan dan berkembang menjadi korea, atetosis serta
kemunduran mental. Pada stadium awal penyakit ini, gerakan abnormal bercampur
dengan gerakan yang sedang dilakukan oleh penderita sehingga gerakan abnormal
tersebut hampir tidak diperhatikan. Tetapi lama-lama gerakan abnormal ini
semakin jelas. Pada akhirnya gerakan abnormal yang terjadi akan
mempengaruhi seluruh tubuh sehingga hampir tidak mungkin penderita melakukan
kegiatan makan, berpakaian dan bahkan duduk terdiam. Perubahan mental pada
awalnya samar-samar. Penderita secara bertahap menjadi mudah tersinggung dan
mudah gembira, mereka bisa kehilangan minat terhadap aktivitas
sehari-harinya.
Bertahun-tahun kemudian, penderita akan kehilangan
ingatannya dan kehilangan kemampuannya untuk berfikir secara rasional.
Penderita mengalami depresi berat dan melakukan usaha bunuh diri.
Pada stadium lanjut, hampir semua fungsi
penderita mengalami gangguan dan penderita memerlukan bantuan orang lain untuk
melakukan fungsinya.
Kematian seringkali dipicu oleh pneumonia atau karena
terjatuh, yang biasanya terjadi 13-15 tahun setelah timbulnya gejala pertama.
21. Hemofilia
Hemofilia
adalah kelainan perdarahan yang diturunkan yang disebabkan adanya kekurangan
faktor pembekuan. hemofilia A timbul jika ada defek gen yang menyebabkan
kurangnya faktor pembekuan VIII (FVII) sedangkan hemofilia B disebabkan
kurangnya faktor pembekuan IX (FIX). hemofilia A dan B tidak dibedakan karena
mempunyai tampilan klinis yang mirip dan pola pewarisan gen yang serupa.
hemofilia adalah salah satu penyakit genetik tertua yang pernah dicatat..
22. Lupus Eritematosus Sistemik
Lupus
Eritematosus Sistemik (Lupus Eritematosus Disseminata, Lupus) adalah
suatu penyakitautoimun menahun yang menimbulkan peradangan dan bisa
menyerang berbagai organ tubuh, termasuk kulit, persendian dan organ
dalam.
Pada lupus dan penyakit autoimun lainnya, sistem
pertahanan tubuh ini berbalik melawan tubuh, dimana antibodi yang
dihasilkan menyerang sel tubuhnya sendiri. Antibodi ini menyerang sel darah,
organ dan jaringan tubuh, sehingga terjadi penyakit menahun.
Mekanisme maupun penyebab dari penyakit autoimun ini belum sepenuhnya
dimengerti
Meskipun lupus
diketahui merupakan penyakit keturunan, tetapi gen penyebabnya tidak diketahui.
Penemuan terakhir menyebutkan tentang gen dari kromosom 1.
Hanya 10% dari penderita yang memiliki kerabat (orang tua maupun saudara
kandung) yang telah maupun akan menderita lupus.
Statistik menunjukkan bahwa hanya sekitar 5% anak dari penderita lupus yang
akan menderita penyakit ini.
23. Diabetes Mellitus
Diabetes
Mellitus adalah suatu penyakit dimana kadar glukosa (gula
sederhana) di dalam darah tinggi karena tubuh tidak dapat melepaskan atau
menggunakan insulin secara adekuat.
Insulin adalah hormon yang dilepaskan oleh pankreas,
merupakan zat utama yang bertanggungjawab dalam mempertahankan kadar gula darah
yang tepat.
Insulin menyebabkan gula berpindah ke dalam sel sehingga bisa menghasilkan
energi atau disimpan sebagai cadangan energi.
Peningkatan kadar gula darah setelah makan atau minum merangsang pankreas untuk
menghasilkan insulin sehingga mencegah kenaikan kadar gula darah yang lebih
lanjut dan menyebabkan kadar gula darah menurun secara perlahan.
Pada saat melakukan aktivitas fisik kadar gula darah juga bisa menurun karena
otot menggunakan glukosa untuk energi.
Diabetes terjadi jika
tubuh tidak menghasilkan insulin yang cukup untuk mempertahankan kadar gula
darah yang normal atau jika sel tidak memberikan respon yang tepat terhadap
insulin
24. Tumor Wilms (Nefroblastoma)
Tumor Wilms (Nefroblastoma)
adalah kanker ginjal yang ditemukan pada anak-anak. Tumor Wilms
biasanya ditemukan pada anak-anak yang berumur kurang dari 5 tahun, tetapi
kadang ditemukan pada anak yang lebih besar atau orang dewasa.
Penyebabnya tidak diketahui, tetapi diduga melibatkan
faktor genetik.
Tumor Wilms berhubungan dengan kelainan bawaan tertentu, seperti:
- Kelainan saluran kemih
- Aniridia (tidak memiliki iris)
- Hemihipertrofi (pembesaran separuh bagian tubuh).
Tumor bisa tumbuh cukup besar, tetapi biasanya tetap berada dalam kapsulnya.
Tumor bisa menyebar ke bagian tubuh lainnya.
Tumor Wilms ditemukan pada 1 diantara 200.000-250.000 anak-anak.
25. Albinisme
Albinisme
adalah suatu kelainan pigmentasi kulit bawaan, dikarenakan kurang atau tidak
adanya pigmen melanin di dalam kulit. Keadaan tersebut
bersifat genetik atau diwariskan. Diketahui bahwa albinism sangat heterogen
baik genetik maupun klinisnya. Oleh karena diagnosis klinik sangat sulit,
mengingat variasi fenotip albinism sangat luas, maka analisis genetik akan
sangat membantu untuk mendapatkan informasi yang lebih akurat mengenai
pengelompokan albinism.
26. Fibrosis Kistik
Fibrosis
Kistik adalah suatu penyakit keturunan yang menyebabkan kelenjar tertentu
menghasilkan sekret abnormal, sehingga timbul beberapa gejala; yang terpenting
adalah yang mempengaruhi saluran pencernaan dan paru-paru.
Fibrosis kistik merupakan suatu kelainan genetik. Sekitar
5% orang kulit putih memiliki 1 gen cacat yang berperan dalam terjadinya
penyakit ini. Gen ini bersifat resesif dan penyakit hanya
timbul pada seseorang yang memiliki 2 buah gen ini. Seseorang yang hanya
memiliki 1 gen tidak akan menunjukkan gejala.
Gen ini mengendalikan pembentukan
protein yang mengatur perpindahan klorida dan natrium melalui selaput sel. Jika
kedua gen ini abnormal, maka akan terjadi gangguan dalam pemindahan klorida dan
natrium, sehingga terjadi dehidrasi dan pengentalan
sekresi.
Fibrosis kistik menyerang hampir seluruh kelenjar endokrin (kelenjar
yang melepaskan cairan ke dalam sebuah saluran). Pelepasan cairan ini mengalami
kelainan dan mempengaruhi fungsi kelenjar.
27. Sindroma
Marfan
Sindroma Marfan adalah suatu penyakit
jaringan ikat keturunan yang menyebabkan kelainan pada pembuluh darah dan
jantung, kerangka tubuh dan mata.
Sindroma Marfan diturunkan melalui rantai autosom dominan.
Kelainan pembuluh darah dan jantung:
Kelemahan
pada dinding aorta bisa menyebabkan pelebaran sehingga terbentuk aneurisma Darah
bisa menyusup diantara lapisan-lapisan dinding pembuluh darah (diseksi aorta)
atau terjadi robekan pada aneurisma
Jika aorta melebar,
bisa terjadi regurgitasi katup aorta, Prolaps katup mitral.
Kelainan kerangka tubuh:
Penderita bertubuh
tinggi dan kurus, Araknodaktili (lengan dan tungkainya panjang
dengan jari-jari tangan yang menyerupai laba-laba),jika kedua lengannya
direntangkan ke samping, maka jarak antara kedua ujung jari tangan lebih besar
dari tinggi badannya
Kelainan
dada (pektus ekskavatum/dada cekung atau pektus karinatum/dada
burung dara/dada menonjol)
Kifoskoliosis (bongkol punggung disertai kelengkungan tulang
belakang yang abnormal) Langit-langit mulut tinggi, Kaki datar ,Gigi
bertumpuk.
28. Fenilketonuria.
Fenilketonuria (Fenilalaninemia,
Fenilpiruvat oligofrenia) adalah suatu penyakit keturunan dimana tubuh tidak
memiliki enzim pengolah asam amino fenilalanin, sehingga menyebabkan kadar
fenilalanin yang tinggi di dalam darah, yang berbahaya bagi tubuh.
Dalam keadaan normal, fenilalanin diubah
menjadi tirosin dan dibuang dari tubuh. Tanpa enzim tersebut, fenilalanin akan
tertimbun di dalam darah dan merupakan racun bagi otak, menyebabkan keterbelakangan
mental.
Fenilketonuria pada wanita hamil memberikan
dampak yang besar terhadap janin yang dikandungnya, yaitu menyebabkan
keterbelakangan mental dan fisik.
Bayi terlahir dengan kepala yang kecil (mikrosefalus) dan penyakit jantung.
Jika selama hamil dilakukan pengawasan ketat terhadap kadar fenilalanin pada
ibu, biasanya bayi yang lahir akan normal.
29. Glikogenosis.
Glikogenosis (Penyakit penimbunan
glikogen) adalah sekumpulan penyakit keturunan yang disebabkan oleh tidak adanya
1 atau beberapa enzim yang diperlukan untuk mengubah gula menjadi glikogen atau
mengubah glikogen menjadi glukosa (untuk digunakan sebagai energi).
Pada glikogenosis, sejenis atau sejumlah glikogen yang abnormal diendapkan di
dalam jaringan tubuh, terutama di hati.
Gejalanya timbul sebagai akibat dari
penimbunan glikogen atau hasil pemecahan glikogen atau akibat dari
ketidakmampuan untuk menghasilkan glukosa yang diperlukan oleh tubuh.
30. Intoleransi Fruktosa Herediter
Intoleransi Fruktosa Herediter adalah
suatu penyakit keturunan dimana tubuh tidak dapat menggunakan fruktosa karena
tidak memiliki enzim fosfofruktaldolase.
Sebagai akibatnya, fruktose 1-fosfatase (yang merupakan hasil pemecahan dari
fruktosa) tertimbun di dalam tubuh, menghalangi pembentukan glikogen dan
menghalangi perubahan glikogen menjadi glukosa sebagai sumber energi.
31. Buta
warna
Buta warna adalah
suatu kelainan yang disebabkan ketidakmampuan sel-sel kerucut mata untuk menangkap suatu spektrum warna tertentu akibat faktor genetis.
Buta warna merupakan kelainan genetik / bawaan yang
diturunkan dari orang tua kepada anaknya, kelainan ini sering juga
disebaut sex linked, karena kelainan ini dibawa oleh kromosom X. Artinya kromosom Y tidak membawa faktor buta
warna. Hal inilah yang membedakan antara penderita buta warna pada laki dan
wanita. Seorang wanita terdapat istilah 'pembawa sifat' hal ini menujukkan ada
satu kromosom X yang membawa sifat buta warna. Wanita dengan pembawa sifat,
secara fisik tidak mengalami kelalinan buta warna sebagaimana wanita normal
pada umumnya. Tetapi wanita dengan pembawa sifat berpotensi menurunkan faktor
buta warna kepada anaknya kelak. Apabila pada kedua kromosom X mengandung
faktor buta warna maka seorang wanita tsb menderita buta warna.
Saraf sel di retina terdiri atas sel batang yang peka
terhadap hitam dan putih, serta sel kerucut yang peka terhadap warna lainnya.
Buta warna terjadi ketika syaraf reseptor cahaya di retina mengalami perubahan,
terutama sel kerucut.
32. Sindrom fragile X atau
sindrom fragile XA (FRAXA)
Sindrom fragile
X atau sindrom fragile XA (FRAXA) adalah penyakit retardasi mental X terangkai
(XLMR) yang berkaitan dengan fragile site pada ujung akhir lengan panjang
kromosom X Kelainan tnt disebabkan oleh perluasan trinukleotida CCC repeat pada
5’ regio tak terjemahkan gen FMRI yang terletak pada lengan panjang kromosom X
pita 27.3. Sindrom fragile XE (FRAXE) adalah bentuk lain XLMR yang berkaitan
juga dengan fragile site dan disebabkan oleh perluasan trinukleotida GCC repeat
pada regio tak terjemahkan gen FMR2 yang terletak 600 kb kearah telomer dari
gen FMRI.
33. Sindroma Cri
Du Chat
Sindroma Cri Du Chat (Sindroma Tangisan
Kucing, Sindroma 5p) adalah sekelompok kelainan yang terjadi
akibat hilangnya kromosom nomor 5.
Penamaan sindroma ini didasarkan kepada tangisan bayi yang bernada tinggi dan
terdengar seperti suara seekor kucing. Tangisan ini terdengar segera setelah
bayi lahir dan berlangsung selama beberapa minggu, kemudian menghilang.
Sindroma ini ditemukan pada 1 diantara
20.000 dan 1 diantara 50.000 bayi.
Penyebab Sindroma ini terjadi karena adanya penghapusan informasi pada kromosom
5. Penyebab terjadinya penghapusan ini tidak diketahui, tetapi pada sebagian
besar kasus, diperkirakan penyebabnya adalah hilangnya 1 keping kromosom 5 pada
saat pembentukan sel telur atau sperma. Kasus lainnya terjadi karena salah satu
orang tua membawa kromosom 5 yang telah mengalamitranslokasi (penyusunan ulang)