Senin, 27 Oktober 2014

HAMA GUDANG

HAMA GUDANG
 
1.      Kumbang Kacang Hijau (Callosobruchus chinensis)
Ciri morfologiUkuran tubuh Kumbang Kacang Hijau (Callosobruchus chinensis) memiliki ukuran tubuh yang relative kecil dibandingkan dengan hama gudang lainnya. Warna tubuh Kumbang Kacang Hijau (Callosobruchus chinensis) berwarna coklat kehitam-hitaman, sayapnya berwarna kekuning-kuningan. Imago dari hama ini berbentuk bulat telur. Bagian kepala (Caput) agak meruncing, pada elytra terdapat gambaran agak gelap. Pronotum halus, elytra berwarna cokelat agak kekuningan. Ukuran tubuh sekitar 5-6 mm. Imago betina dapat bertelur hingga 150 butir, telur diletakkan pada permukaan produk kekacangan dalam simpanan dan akan menetas setelah 3-5 hari. Larva biasanya tidak keluar dari telur, tetapi hanya merobek bagian kulit telur yang melekat pada material. Larva akan menggerek di sekitar tempat telur diletakkan. Lama stadia larva adalah 4-6 hari. Produk yang diserang akan tampak berlubang (Borror, 2009).SistematikaKlasifikasi Kumbang Kacang Hijau (Callosobruchus chinensis) yaitu Kingdom Animalia, Filum Arthropoda, Kelas Insecta, Ordo Coleoptera, Famili Bruchidae, Genus Callosobruchus, Spesies (Callosobruchus chinensis) (Pustekom, 2005).Gejala seranganGejala serangan Kumbang kacang hijau (Callosobruchus chinensis) tampak lubang pada biji-biji kacang hijau yang mengakibatkan lama-kelaman biji tersebut menjadi retak. Intensitas serangan akibat hama dalam produk simpanan termasuk dalam kategori sedang, walaupun beberapa hama dapat menyebabkan kerugian yang nyata secara ekonomi. Intensitas serangan pada komoditas kopi, kacang hijau, kacang tanah, kacang tolo, dan beras adalah 0,3 %, 0,13 %, 0,19 %, 0,29 %, dan 0,34 %. Intensitas serangan paling kecil terdapat pada komoditas kacang hijau dan intensitas tertinggi ada pada komoditas beras (Indonesia, 2001).PengendalianPengendalian dapat dilakukan dengan melakukan fumigasi dan menggunakan musuh alami hama ini (Anisopteromalus calandrae dan semut hitam) (Nayneienay, 2008). 
2.      Kumbang Kopra (Necrobia rufipes)
Ciri morfologiKumbang kopra (Necrobia rufipes) memilki ciri morfologi terdiri dari antena, caput, mata majemuk, abdomen, thoraks, tungkai depan, tungkai belakang dan sepasang sayap. Ukuran tubuh dewasa yaitu sekitar 4-5 mm. Permukaan atas tubuh berwarna hijau kebiru-biruan metalik dan mengkilap. Bagian permukaan bawah perut berwarna biru gelap. Kaki mereka coklat kemerah-merahan terang atau oranye. Antena berwarna coklat kemerah-merahan dengan ujung berwarna coklat tua atau hitam ( Rentikol, 2007).SistematikaKlasifikasi Kumbang Kopra (Necrobia rufipes) yaitu Kingdom Animalia, Filum Arthropoda, Kelas Insecta, Ordo Coleoptera, Famili Claridae, Genus Necrobia, Spesies (Necrobia rufipes) ( Wagianto, 2008).Gejala seranganGejala serangan Kumbang Kopra (Necrobia rufipes) yaitu melubangi biji-biji kopra dan membuat kopra menjadi busuk dan mengeluarkan bau yang tidak sedap (Darmadi, 2008).PengendalianPengendalian Kumbang Kopra (Necrobia rufipes) untuk penyimpanan dapat dilakukan dengan pengasapan (fumigasi), atau dengan membersihkan (sanitasi) pada gudang tempat penyimpanan, sedangkan cara pengendalian untuk tanaman yang sedang dalam proses pertumbuhan biasanya dilakukan dengan menggunakan predator, prasit, pathogen sebagai musuh alami. Ada pula yang menggunakan cara mekanis dengan mematikan menggunakan tangan atau alat, menghalau dengan tirai (menggunakan tanaman sebagai tirai atau menggunakan plastik) (Naynienay, 2008). 
3.      Kumbang Beras (Sitophilus oryzae)
Ciri morfologiKumbang muda dan dewasa berwarna cokelat agak kemerahan, setelah tua warnanya berubah menjadi hitam. Terdapat 4 bercak berwarna kuningagak kemerahan pada sayap bagian depan, 2 bercak pada sayap sebelah kiri, dan 2 bercak pada sayap sebelah kanan. Panjang tubuh kumbang dewasa ± 3,5-5 mm, tergantung dari tempat hidup larvanya. Apabila kumbang hidup pada jagung, ukuran rata-rata ± 4,5 mm, sedang pada beras hanya ± 3,5 mm. larva kumbang tidak berkaki, berwarna putih atau jernih dan ketika bergerak akan membentuk dirinya dalam keadaan agak membulat. Pupa kumbang ini tampak seperti kumbang dewasa (Naynienay, 2008).Kumbang betina dapat mencapai umur 3-5 bulan dan dapat menghasilkan telur sampai 300-400 butir. Telur diletakkan pada tiap butir beras yang telah dilubangi terlebih dahulu. Lubang gerekan biasanya dibut sedalam 1 mm dan telur yang dimasukkan ke dalam lubang tersebut dengan bantuan moncongnya adalah telur yang berbentuk lonjong. Stadia telur berlangsung selama ± 7 hari. Larva yng telah menetas akan langsung menggerek butiran beras yang menjadi tempat hidupnya. Selama beberap waktu, larva akan tetap berada di lubang gerekan, demikian pula imagonya juga akan berada di dalam lubang selama ± 5 hari. Siklus hidup hama ini sekitar 28-90 hari, tetapi umumnya selama ± 31 hari. Panjang pendeknya siklus hidup ham ini tergantung pada temperatur ruang simpan, kelembapan di ruang simpan, dan jenis produk yang diserang (Naynienay, 2008).SistematikaKlasifikasi Kumbang Beras (Sitophilus oryzae) yaitu Kingdom Animalia, Filum Arthropoda, Kelas Insecta, Ordo Coleoptera, Famili Curculionidae, Genus Sitophilus, Spesies (Sitophilus oryzae) (Anonim, 2008 ).Gejala seranganSitophilus oryzae dikenal sebagai bubuk beras (rice weevil). Hama ini bersifat kosmopolit atau tersebar luas di berbagai tempat di dunia. Kerusakan yang ditimbulkan oleh hama ini termasuk berat, bahkan sering dianggap sebagai hama paling merugikan produk pepadian. Hama (Sitophilus oryzae) bersifat polifag, selain merusak butiranberas, juga merusak simpanan jagung, padi, kacang tanah, gaplek, kopra, dan butiran lainnya. Akibat dari serangan hama ini, butir beras menjadi berlubang kecil-kecil, tetapi karena ada beberapa lubang pada satu butir, akan menjadikan butiran beras yang terserang menjadi mudah pecah dan remuk seperti tepung. Kualitas beras akan rusak sama sekali akibat serangan hama ini yang bercampur dengan air liur hama (Naynienay, 2008).
PengendalianMusuh alami hama ini antara lain Anisopteromalus calandrae(parasit larva), semut merah dan semut hitam yang berperan sebagai predator dari larva dan telur hama. Penagendalian hama ini dapat dilakukan dengan cara melakukan penjemuran produk simpanan pada terik matahari, diharapkan dengan adanya penjemuran ini hamaSitophilus oryzae dapat terbunuh, dengan pengaturan tempat penyimpanan, dan dengan melakukan fumigasi terhadap produk yang disimpan (Naynienay, 2008). 
4.      Kumbang Jagung (Sitophilus zeamays)
Ciri morfologiMorfologi Kumbang Jagung (Sitophilus zeamays) memiliki panjang 2,5-4,5 mm, berwarna coklat, moncong sempit dan panjang, mempunyai antena, larvanya putih dan gemuk dan tidak berkaki. Kadang larvanya berkembang dalam satu butir jagung. Kumbang muda berwarna coklat agak kemerahan, yang tua berwarna hitam. Terdapat bercak kuning agak kemerah-merahan pada sayap bagian depan. Pada sayap kiri dan kanan terdapat dua bercak. Panjang tubuh kumbang dewasa sekitar 3,5-5 mm, tergantung dari tempat hidup larvanya (Naynienay, 2008).SistematikaKlasifikasi Kumbang Jagung (Sitophilus oryzae) yaitu Kingdom Animalia, Filum Arthropoda, Kelas Insecta, Ordo Coleoptera, Famili Curculionidae, Genus Sitophilus, Spesies (Sitophilus zeamays) (Udha, 2008).Gejala seranganKumbang Jagung (Sitophilus zeamays) menyerang pada tanaman jagung yang mengakibatkan butir-butir jagung menjadi lubang. Ukuran lubang yang diakibatkan lebih besar dari pada gejala serangan pada beras, jagung yang terserang menjadi mudah pecah dan remuk, sehingga kualitas jagung menurun karena bercampur dengan air liur hama (Anonim, 2008).PengendalianCara pengendalian hama ini dapat dilakukan dengan cara pengeringan bahan yang sempurnah, melakukan pengamasan yang baik, pemberian tablet khusus misalnya phastoksin. Kemudian melakukan fumigasi yang tentunya akan menimbulkan resiko yang sangat besar (Anonim, 2005). 
5.      Kumbang Tepung (Tribolium sp)
Ciri morfologiKumbang dewasa berbentuk pipih, berwarna cokelat kemerahan, panjang tubuhnya ± 4 mm. Telur berwarna putih agak merah dengan panjang ± 1,5 mm. larva berwarna cokelat muda dengan panjang ± 5-6 mm. Pupa berwarna putih kekuningan dengan panjang ± 3,5 mm. Kumbang betina mampu bertelur hingga 450 butir sepanjang siklus hidupnya. Telur diletakkan dalam tepung atau pada bahan lain yang sejenis yang merupakan pecahan kecil (remah). Larva bergerak aktif karena memiliki 3 pasang kaki thorixal. Larva akan mengalami pergantian kulit sebanyak 6-11 kali, tidak jarang pula pergantian kulit ini hanya terjadi sebanyak 6-7 kali, ukuran larva dewasa dapat mencapai 8-11 mm.Menjelang terbentuknya pupa, larva kumbang akan muncul di permukaan material, tetapi setelah menjadi imago akan kembali masuk ke dalam material. Seklus hidup dari kumbang ± 35-42 hari (Wagianto, 2008).SistematikaKlasifikasi Kumbang Tepung (Tribolium sp) yaitu Kingdom Animalia, Filum Arthropoda, Kelas Insecta, Ordo Coleoptera, Famili Tenebrionidae, Genus Tribolium, Spesies (Tribolium sp.(Rioardi, 2009).Gejala seranganHama ini juga disebut hama bubuk beras, bubuk Tribolium bukan hama yang khusus menyerang beras atau tepungnya. Pada kenyataannya, dimana pada komoditas beras ditemukan hama (Sitophilus oryzae), pasti akan ditemukan juga hama bubuk ini. Hama (Tribolium) hanya memakan sisa komoditas yang telah terserang hama (Sitophilus oryzae)sebelumnya yang berbentuk tepung (hama sekunder). Hama ini tidak hanya ditemukan dalam komoditas beras, tetapi juga terdapat pada gaplek, dedak, beaktul yang ada di toko maupun di rumah (Anonim, 2008).PengendalianPengendalian yang dapat dilakukan untuk mencegah kerusakan oleh hama ini dapat dilakukan dengan melakukan penjemuran terhadap komoditas simpanan pada waktu tertentu dengan pengeringan yang sempurna. Selain itu juga dapat dilakukan fumigasi terhadap produk pasca penen dengan menggunakan fumigan yang tidak berbahaya bagi kesehatan manusia ( Wagianto, 2008).  

0 komentar:

Posting Komentar