06.40
HAMA
GUDANG
1. Kumbang
Kacang Hijau (Callosobruchus chinensis)
Ciri morfologiUkuran tubuh Kumbang Kacang Hijau (Callosobruchus
chinensis) memiliki ukuran tubuh yang relative kecil dibandingkan dengan
hama gudang lainnya. Warna tubuh Kumbang Kacang Hijau (Callosobruchus
chinensis) berwarna coklat kehitam-hitaman, sayapnya berwarna
kekuning-kuningan. Imago dari hama ini berbentuk bulat telur. Bagian kepala
(Caput) agak meruncing, pada elytra terdapat gambaran agak gelap. Pronotum
halus, elytra berwarna cokelat agak kekuningan. Ukuran tubuh sekitar 5-6 mm.
Imago betina dapat bertelur hingga 150 butir, telur diletakkan pada permukaan
produk kekacangan dalam simpanan dan akan menetas setelah 3-5 hari. Larva
biasanya tidak keluar dari telur, tetapi hanya merobek bagian kulit telur yang
melekat pada material. Larva akan menggerek di sekitar tempat telur diletakkan.
Lama stadia larva adalah 4-6 hari. Produk yang diserang akan tampak berlubang
(Borror, 2009).SistematikaKlasifikasi Kumbang Kacang Hijau (Callosobruchus
chinensis) yaitu Kingdom Animalia, Filum Arthropoda, Kelas Insecta, Ordo
Coleoptera, Famili Bruchidae, Genus Callosobruchus, Spesies (Callosobruchus
chinensis) (Pustekom, 2005).Gejala seranganGejala serangan Kumbang kacang hijau (Callosobruchus
chinensis) tampak lubang pada biji-biji kacang hijau yang mengakibatkan
lama-kelaman biji tersebut menjadi retak. Intensitas serangan akibat hama dalam
produk simpanan termasuk dalam kategori sedang, walaupun beberapa hama dapat
menyebabkan kerugian yang nyata secara ekonomi. Intensitas serangan pada
komoditas kopi, kacang hijau, kacang tanah, kacang tolo, dan beras adalah 0,3
%, 0,13 %, 0,19 %, 0,29 %, dan 0,34 %. Intensitas serangan paling kecil
terdapat pada komoditas kacang hijau dan intensitas tertinggi ada pada
komoditas beras (Indonesia, 2001).PengendalianPengendalian dapat dilakukan dengan melakukan
fumigasi dan menggunakan musuh alami hama ini (Anisopteromalus calandrae dan
semut hitam) (Nayneienay, 2008).
2. Kumbang
Kopra (Necrobia rufipes)
Ciri morfologiKumbang kopra (Necrobia rufipes) memilki ciri
morfologi terdiri dari antena, caput, mata majemuk, abdomen, thoraks, tungkai
depan, tungkai belakang dan sepasang sayap. Ukuran tubuh dewasa yaitu sekitar
4-5 mm. Permukaan atas tubuh berwarna hijau kebiru-biruan metalik dan
mengkilap. Bagian permukaan bawah perut berwarna biru gelap. Kaki mereka coklat
kemerah-merahan terang atau oranye. Antena berwarna coklat kemerah-merahan
dengan ujung berwarna coklat tua atau hitam ( Rentikol, 2007).SistematikaKlasifikasi Kumbang Kopra (Necrobia rufipes)
yaitu Kingdom Animalia, Filum Arthropoda, Kelas Insecta, Ordo Coleoptera,
Famili Claridae, Genus Necrobia, Spesies (Necrobia rufipes) ( Wagianto,
2008).Gejala seranganGejala serangan Kumbang Kopra (Necrobia rufipes)
yaitu melubangi biji-biji kopra dan membuat kopra menjadi busuk dan
mengeluarkan bau yang tidak sedap (Darmadi, 2008).PengendalianPengendalian Kumbang Kopra (Necrobia rufipes)
untuk penyimpanan dapat dilakukan dengan pengasapan (fumigasi), atau dengan membersihkan
(sanitasi) pada gudang tempat penyimpanan, sedangkan cara pengendalian untuk
tanaman yang sedang dalam proses pertumbuhan biasanya dilakukan dengan
menggunakan predator, prasit, pathogen sebagai musuh alami. Ada pula yang
menggunakan cara mekanis dengan mematikan menggunakan tangan atau alat,
menghalau dengan tirai (menggunakan tanaman sebagai tirai atau menggunakan
plastik) (Naynienay, 2008).
3. Kumbang
Beras (Sitophilus oryzae)
Ciri morfologiKumbang muda dan dewasa berwarna cokelat agak
kemerahan, setelah tua warnanya berubah menjadi hitam. Terdapat 4 bercak
berwarna kuningagak kemerahan pada sayap bagian depan, 2 bercak pada sayap
sebelah kiri, dan 2 bercak pada sayap sebelah kanan. Panjang tubuh kumbang
dewasa ± 3,5-5 mm, tergantung dari tempat hidup larvanya. Apabila kumbang hidup
pada jagung, ukuran rata-rata ± 4,5 mm, sedang pada beras hanya ± 3,5 mm. larva
kumbang tidak berkaki, berwarna putih atau jernih dan ketika bergerak akan
membentuk dirinya dalam keadaan agak membulat. Pupa kumbang ini tampak seperti
kumbang dewasa (Naynienay, 2008).Kumbang betina dapat mencapai umur 3-5 bulan dan
dapat menghasilkan telur sampai 300-400 butir. Telur diletakkan pada tiap butir
beras yang telah dilubangi terlebih dahulu. Lubang gerekan biasanya dibut sedalam
1 mm dan telur yang dimasukkan ke dalam lubang tersebut dengan bantuan
moncongnya adalah telur yang berbentuk lonjong. Stadia telur berlangsung selama
± 7 hari. Larva yng telah menetas akan langsung menggerek butiran beras yang
menjadi tempat hidupnya. Selama beberap waktu, larva akan tetap berada di
lubang gerekan, demikian pula imagonya juga akan berada di dalam lubang selama
± 5 hari. Siklus hidup hama ini sekitar 28-90 hari, tetapi umumnya selama ± 31
hari. Panjang pendeknya siklus hidup ham ini tergantung pada temperatur ruang
simpan, kelembapan di ruang simpan, dan jenis produk yang diserang (Naynienay,
2008).SistematikaKlasifikasi Kumbang Beras (Sitophilus oryzae)
yaitu Kingdom Animalia, Filum Arthropoda, Kelas Insecta, Ordo Coleoptera,
Famili Curculionidae, Genus Sitophilus, Spesies (Sitophilus oryzae) (Anonim,
2008 ).Gejala seranganSitophilus oryzae dikenal
sebagai bubuk beras (rice weevil). Hama ini bersifat kosmopolit atau
tersebar luas di berbagai tempat di dunia. Kerusakan yang ditimbulkan oleh hama
ini termasuk berat, bahkan sering dianggap sebagai hama paling merugikan produk
pepadian. Hama (Sitophilus oryzae) bersifat polifag, selain merusak
butiranberas, juga merusak simpanan jagung, padi, kacang tanah, gaplek, kopra,
dan butiran lainnya. Akibat dari serangan hama ini, butir beras menjadi
berlubang kecil-kecil, tetapi karena ada beberapa lubang pada satu butir, akan
menjadikan butiran beras yang terserang menjadi mudah pecah dan remuk seperti
tepung. Kualitas beras akan rusak sama sekali akibat serangan hama ini yang
bercampur dengan air liur hama (Naynienay, 2008).
PengendalianMusuh alami hama ini antara lain Anisopteromalus
calandrae(parasit larva), semut merah dan semut hitam yang berperan sebagai
predator dari larva dan telur hama. Penagendalian hama ini dapat dilakukan
dengan cara melakukan penjemuran produk simpanan pada terik matahari,
diharapkan dengan adanya penjemuran ini hamaSitophilus oryzae dapat
terbunuh, dengan pengaturan tempat penyimpanan, dan dengan melakukan fumigasi
terhadap produk yang disimpan (Naynienay, 2008).
4. Kumbang
Jagung (Sitophilus zeamays)
Ciri morfologiMorfologi Kumbang Jagung (Sitophilus zeamays)
memiliki panjang 2,5-4,5 mm, berwarna coklat, moncong sempit dan panjang,
mempunyai antena, larvanya putih dan gemuk dan tidak berkaki. Kadang larvanya
berkembang dalam satu butir jagung. Kumbang muda berwarna coklat agak
kemerahan, yang tua berwarna hitam. Terdapat bercak kuning agak kemerah-merahan
pada sayap bagian depan. Pada sayap kiri dan kanan terdapat dua bercak. Panjang
tubuh kumbang dewasa sekitar 3,5-5 mm, tergantung dari tempat hidup larvanya
(Naynienay, 2008).SistematikaKlasifikasi Kumbang Jagung (Sitophilus oryzae)
yaitu Kingdom Animalia, Filum Arthropoda, Kelas Insecta, Ordo Coleoptera,
Famili Curculionidae, Genus Sitophilus, Spesies (Sitophilus zeamays) (Udha,
2008).Gejala seranganKumbang Jagung (Sitophilus zeamays) menyerang
pada tanaman jagung yang mengakibatkan butir-butir jagung menjadi lubang.
Ukuran lubang yang diakibatkan lebih besar dari pada gejala serangan pada
beras, jagung yang terserang menjadi mudah pecah dan remuk, sehingga kualitas
jagung menurun karena bercampur dengan air liur hama (Anonim, 2008).PengendalianCara pengendalian hama ini dapat dilakukan dengan
cara pengeringan bahan yang sempurnah, melakukan pengamasan yang baik,
pemberian tablet khusus misalnya phastoksin. Kemudian melakukan fumigasi yang
tentunya akan menimbulkan resiko yang sangat besar (Anonim, 2005).
5. Kumbang
Tepung (Tribolium sp)
Ciri morfologiKumbang dewasa berbentuk pipih, berwarna cokelat
kemerahan, panjang tubuhnya ± 4 mm. Telur berwarna putih agak merah dengan
panjang ± 1,5 mm. larva berwarna cokelat muda dengan panjang ± 5-6 mm. Pupa
berwarna putih kekuningan dengan panjang ± 3,5 mm. Kumbang betina mampu
bertelur hingga 450 butir sepanjang siklus hidupnya. Telur diletakkan dalam
tepung atau pada bahan lain yang sejenis yang merupakan pecahan kecil (remah).
Larva bergerak aktif karena memiliki 3 pasang kaki thorixal. Larva akan
mengalami pergantian kulit sebanyak 6-11 kali, tidak jarang pula pergantian
kulit ini hanya terjadi sebanyak 6-7 kali, ukuran larva dewasa dapat mencapai
8-11 mm.Menjelang terbentuknya pupa, larva kumbang akan
muncul di permukaan material, tetapi setelah menjadi imago akan kembali masuk
ke dalam material. Seklus hidup dari kumbang ± 35-42 hari (Wagianto, 2008).SistematikaKlasifikasi Kumbang Tepung (Tribolium sp)
yaitu Kingdom Animalia, Filum Arthropoda, Kelas Insecta, Ordo Coleoptera,
Famili Tenebrionidae, Genus Tribolium, Spesies (Tribolium sp.) (Rioardi,
2009).Gejala seranganHama ini juga disebut hama bubuk beras, bubuk Tribolium bukan
hama yang khusus menyerang beras atau tepungnya. Pada kenyataannya, dimana pada
komoditas beras ditemukan hama (Sitophilus oryzae), pasti akan ditemukan
juga hama bubuk ini. Hama (Tribolium) hanya memakan sisa komoditas
yang telah terserang hama (Sitophilus oryzae)sebelumnya yang berbentuk
tepung (hama sekunder). Hama ini tidak hanya ditemukan dalam komoditas beras,
tetapi juga terdapat pada gaplek, dedak, beaktul yang ada di toko maupun di
rumah (Anonim, 2008).PengendalianPengendalian yang dapat dilakukan untuk mencegah
kerusakan oleh hama ini dapat dilakukan dengan melakukan penjemuran terhadap
komoditas simpanan pada waktu tertentu dengan pengeringan yang sempurna. Selain
itu juga dapat dilakukan fumigasi terhadap produk pasca penen dengan
menggunakan fumigan yang tidak berbahaya bagi kesehatan manusia ( Wagianto,
2008).
0 komentar:
Posting Komentar