Upacara
Atau Pacaran ?
Hari kian memanas, dahaga mulai
mengeringkan tenggorokanku. Tiba-tiba kulihat sosok seorang pemuda tak lain dan
tidak bukan adalah sahabat sejatiku yaitu si Raka. Dia kelihatan kelelahan dan
kepanasan. Baju rapi warna putih di pakainya dengan kelihatan berwibawa. Saat
kulihat dia sedang duduk di sebuah kursi pinggiran jalan nampak menunggu
sesuatu. Kemudian tanpa ragu aku mulai menghampirinya aku pun mulai berbincang
dengannya.
“Hai Ra, kenapa kamu terlihat kelelahan begitu trus kamu
pake baju beginian mau ngapain ?” tanyaku padanya
“loe gila apa, nih tanggal berapa ?” jawab
Raka dan malah balik nanya
“Tanggal 17 Agustus 2013, Waah kamu jadi petugas upacara ya..
widih keren coy pakaianmu keren” Jawabku
“Ya biasa aja kali” Sahut Raka
“Kamu kok murung gitu, kamu capek ya ?” Tanya aku sambil
kutepuk bahunya
Raka pun menjawab “bukan capek, Cuma kesel aja sama si
Andini masak nggak tau apa kalau ini hari kemerdekaan. Eh dia malah ngajak
ketemuan, ngajak jalan, ngajak makan, ngajak shooping.... Padahal udah tau
kalau aku ini petugas upacara tapi dia malah begitu . Dan
dia... ”
“dia cerewet.......”
(tiba tiba suara itu muncul dan ternyata itu adalah suara
Andini si pacarnya Raka)
“ehmm... A,,,A...Andini kamu kok ada disini”
tanya Raka
“Gue udah dengar apa kata loe semua,, sekarang tinggal gue
ngasih pilihan kamu mau ngajak aku jalan-jalan atau kamu lebih memilih untuk
upacara. Ingat,,, jauh-jauh hari kamu udah pernah janji kalau suatu saat ingin
ngajak begini” Ucap si Andini
“Iya.. tapi ini kan hari kemerdekaan dan aku
harus upacara, masak kamu gak ngertiin aku banget sih.. Kamu nggak tau apa
kalau aku udah dipercaya dan tiga puluh menit lagi aku harus pergi ke lapangan
upacara...” Jawab Raka dengan kesal
“oke,, terserah kamu aku mau pergi sendiri....” balas Andini
dengan sangat marah kemudian ia langsung pergi
Aku hanya sebagai penonton mereka
bertengkar. Karena aku sendiri tak mau ikut urusan mereka. Namun dalam
pikiranku berkata gila banget si cewek ini kok nggak ada pengertiannya sama
sekali ya. Raka pun terlihat pasrah dan terdiam tanpa mengurusi pacarnya itu.
Lalu ia berkata padaku dia akan pergi ke lapangan upacara karena saat itu udah
jam 9.30 sementara upacara dimulai jam 10 pagi.
Raka lalu berangkat dengan menaiki sepeda
motor keren yang dimilikinya. Aku pun melihat wajahnya aneh sedikit terbebani.
Namun aku tak terlalu mempedulikannya dan aku langsung meninggalkan tempat
duduk tadi lalu langsung pulang kerumah. Karena aku kebetulan tidak mengikuti
upacara bendera.
Sesampai dirumah tiba-tiba hape ku
bunyi. Dan ternyata ada telpon masuk. Yakni dari nomor hapenya Raka. Namun yang
menelepon kini adalah orang tuanya. Orang tuanya mengabarkan jika Raka
kecelakaan saat menuju ke lapangan upacara dan sekarang dirawat di Rumah Sakit.
Aku pun langsung shok mendengarnya lalu
langsung menuju rumah sakit itu. Terlihat disitu beberapa keluarga Raka mulai
dari ayah, ibu, paman, dan neneknya ada disitu semuanya. Juga terlihat ada
Andin disitu sedang menangis menyesal. Namun nampaknya Tuhan sudah tidak bisa
menahan Raka agar hidup lebih lama di dunia. Dokter berkata bahwa Raka sudah
tidak bisa diselamatkan lagi. Aku langsung menangis merasakan kesedihan
ini, rasanya baru beberapa jam tadi ketemu Raka. Eh sekarang dia harus
kecelakaan dan nyawanya tidak terselamatkan lagi. Dan aku juga melihat tangisan
orang tua serta kerabat keluarga Raka disana.
Kemudian Andini memanggilku, dan dia berkata kepadaku :
“Hari ini adalah hari paling buruk dalam hidupku, aku sangat
menyesal dengan hari ini. Hari dimana aku kehilangan orang yang paling aku
cintai. Mungkin Tuhan terlalu sayang kepada Raka sehingga Tuhan mengambilnya.
Dan memang hari kemerdekaan ini sudah menjadi tak merdeka lagi buatku karena
aku tak menganggap hari ini adalah hari kemerdekaan”
Tamat J
0 komentar:
Posting Komentar