Kado Termanis Dari Anggi
Pagi
itu sangat indah, sejuk dan juga cerah membuat semua hati senang dan bahagia
karenanya tapi bukan untuk hati Anggi. Pagi itu baginya tak indah mungkin
seperti pagi-pagi yang buruk baginya karena setiap hari itu adalah hari yang
membuatnya sedih.
“kak
maafin Anggi yah” setelah itu ia memutuskan untuk ke kamar saja.
Sesampainya
dikamar “ Hey kamu itu buta! percuma cantik, pinter dan keliatan baik. Tapi tidak
bisa liat. Hahaha….!!”
Anggi
terhantui oleh ejekan dari kakaknya, Dio yang saat itu mengantarkan makanan ke
dalam kamarnya seminggu yang lalu. Anggi sadar, yang membuat kakaknya seperti
ini adalah dirinya sendiri. Anggi tidak bisa menyalahkan kakaknya karena ia
sangat menyayanginya. Anggi sadar akan kekurangan yang dimilikinya.
“Kak,
buka pintunya..??” sesampainya di depan pintu kamar Kakanya dengan nada lemah, Anggi
mengetuk pintu.
Tak
lama Dio membuka pintu, saat itu wajahnya sembab. “kakak nangis..? maafin Anggi
yah..! Anggi bakalan bilang ke papa dan mama biar Anggi tinggal di rumah kakek
dan nenek aja”.
“alah
diam Kamu sialan…!!” jawab Dio kasar.
“boleh
Anggi minta waktunya..?”.
“masuk kalau kamu butuh”. Akhirnya Dio
mengizinkan Anggi bebicara dengannya.
“Anggi tau kok kalau kakak males kan mengurus Anggi
yang tidak bisa apa-apa, kakak juga malu kan punya adik buta kayak Anggi..?”
tanya Anggi sambil memegang tangan kakaknya.
“kok kakak diem, iya kan? Anggi tau kok jawabannya. Anggi minta maaf yah, selama ini kebahagiaan kakak tersita karena orang buta kayak Anggi.” Jelas Anggi.
“kok kakak diem, iya kan? Anggi tau kok jawabannya. Anggi minta maaf yah, selama ini kebahagiaan kakak tersita karena orang buta kayak Anggi.” Jelas Anggi.
“iya..
aku tidak mau urusin kamu, aku juga malu kalau kamu hadir di pesta ulang tahunku.
Aku tidak mau di antara teman-temanku tau kalau aku punya adik buta. Kata mama
satu minggu lagi ulang tahunku bakal dirayakan di rumah. Sedangkan papa dan
mama harus tugas di luar kota besok selama dua minggu. Mereka bilang, kamu yang
bakal mendampingiku. Aku tidak mau.. !! demi tuhan aku tidak mau !! Mana
temen-temenku nanya adikku yang mana!” jawab Dio sambil meneteskan air mata.
“kakak
tidak mau ? kakak sama sekali tidak mau mengakui Anggi sebagai adik kakak..?
baiklah , Anggi mau kakak seneng. Kakak kunci saja Anggi di gudang saat ulang
tahun kakak. Dan biarkan anaknya bi Inem yang akan jadi adik palsu kakak. Biar
kalau ditanya adiknya kakak yang mana, kakak bisa jawab kalau adik yang sempurna itu adiknya kakak..!”
Anggi semakin menangis.
“oke.
Tapi gimana kalau sampai papa dan mama tau soal ini ?” Tanya Dio.
“biar
Anggi yang urus..”
“baiklah,
sekarang kamu keluar !!. Aku mau istirahat..!!”
“terimakasih,
kak!” jawab Anggi sambil melangkah keluar dari kamar dengan senyuman walau
disertai dengan tangisan.
Singkatnya
satu minggu telah berlalu. Tiba saatnya Dio merayakan ulang tahunnya. Anggi,
Dio, bi Inem juga pak supir telah memperbincangkan apa yang harus dilakukan.
Pertama, rencana anaknya bi Inem yang akan diabayar sebagai adik palsu Dio. Dan
memasukkan Anggi ke dalam gudang karena kamarnya akan dipakai oleh adik palsu
Dio. Sebelumnya Anggi telah menyiapkan satu kado yang manis untuk Dio.
“kakak…!!
Anggi ada permintaan terakhir, boleh?” Tanya Anggi.
Sejenak
Dio memikirkan kata-kata Anggi. Kemudian “iya..apa ??”
“Anggi
boleh tidak dipeluk sama kakak, Anggi pengen dipeluk sebagai adik kakak..!”
“baiklah..!”
kata Dio sambil memeluk Anggi.
“terimaksih
ya kak..” Jawab Anggi dengan senyuman manis.
Setelah
itu Dio tak ingin basa-basi, ia memasukkan Anggi ke dalam gudang yang gelap dan
kotor. Dio pun keluar dan membawa kunci satu-satunya gudang itu, ia tidak mau
ada yang membukakan pintu untuk Anggi.
Setelah
adik palsu Dio cantik dirias oleh perias khusus, Dio dan adik palsunya kini
telah siap menunggu tamu. Pak supir dan Bi Inem sibuk dengan tugasnya
masing-masing.
Singkatnya,
acara segera dimulai. Semua tamu undangan telah duduk rapi di depan Dio dengan
membawa kado masing-masing.
Anggi
menangis sendirian d idalam gudang yang sepi. Ia ingin sekali ada di luar
menyanyikan lagu happy birthday untuk kakaknya, tapi ia tau kakaknya tidak
menginginkannya disana. Ketika sedang menangis ia merasa sakit yang sangat luar
biasa di kepalanya, ia merasakan ada cairan yang mengalir dari dalam hidungnya.
Acara
pun berjalan dengan mulus. Hingga akhirnya, sorehari menjelang malam pun tiba.
Akhirnya setelah semua tamu pulang, Dio langsung menuju gudang untuk membukakan
pintu dan berterimakasih kepada Anggi. Ketika gudang telah terbuka, Dio
berteriak “bi Ineem..!! Anggi” Dio histeris melihat lumuran darah segar yang
mengalir dari hidung Anggi dan melihat Anggi tergeletak di lantai.
“ya..
allah… non Anggi kenapa..?” mereka pun membawa Anggi ke rumah sakit, namun
semua sudah terlambat, Anggi sudah meninggal. Anggi telah tiada.
Penyebab
Anggi meninggal adalah karena ia mengidap penyakit kanker otak yang sudah
sangat parah. Dan penyakit itulah yang menbuat Anggi mengalami kebutaan. Papa
dan mama Anggi sangat terpukul akan hal itu, mereka tidak menyangka karena
selama ini Anggi kelihatan sehat dan begitu ceria dalam kesehariannya.
Kesedihan
luar biasa begitu terlihat dari Dio. Ia menyebut dirinya bodoh. Sebab karena
ulahnya adiknya telah pergi.
Sebulan
setelah kejadian tersebut, Dio masih terhantui oleh rasa bersalah. Penyesalan
yang luar biasa, dan rasa rindu yang teramat dalam pada sang adik. Kado yang
diberikan Anggi kepadanya pun tak sanggup ia buka. Dan kini ia beranikan diri
untuk membuka kado itu. Ternyata berisi gelang bertuliskan “Anggi Dio” dan
sebuah kaset. Ia pun memutar kaset tersebut, setelah beberapa saat terdengarlah
suara Anggi:
“kak.. selamat ulang
tahun yah.. Anggi Cuma bisa kasih kado kecil ini untuk kakak. Anggi harap kakak
suka. Anggi mau kakak bahagia. maafin Anggi karena selama ini waktu kakak
tersita untuk orang buta. Anggi juga tau kalau kakak malu karena Anggi… Anggi
minta maaf yah… kakak terimakasih untuk pelukan terakhir itu, Anggi seneng
akhirnya kakak mau peluk Anggi… kakak selamat ulang tahun yah… Anggi pengen
kakak jangan sedih lagi, kakak harus bahagia… Anggi sayang kakak lebih dari
hidup Anggi..”
“iya
Anggi kakak janji kakak tidak akan sedih lagi… kakak juga sayang kamu…!!!”
sahut suara lirih Dio.
Selesai…
0 komentar:
Posting Komentar