Senin, 02 Maret 2015

Upacara Atau Pacaran ?
Hari kian memanas, dahaga mulai mengeringkan tenggorokanku. Tiba-tiba kulihat sosok seorang pemuda tak lain dan tidak bukan adalah sahabat sejatiku yaitu si Raka. Dia kelihatan kelelahan dan kepanasan. Baju rapi warna putih di pakainya dengan kelihatan berwibawa. Saat kulihat dia sedang duduk di sebuah kursi pinggiran jalan nampak menunggu sesuatu. Kemudian tanpa ragu aku mulai menghampirinya aku pun mulai berbincang dengannya.
“Hai Ra, kenapa kamu terlihat  kelelahan begitu trus kamu pake baju beginian mau ngapain ?” tanyaku padanya
“loe gila apa, nih tanggal berapa ?” jawab Raka dan malah balik nanya
“Tanggal 17 Agustus 2013, Waah kamu jadi petugas upacara ya.. widih keren coy pakaianmu keren” Jawabku
“Ya biasa aja kali” Sahut Raka
“Kamu kok murung gitu, kamu capek ya ?” Tanya aku sambil kutepuk bahunya
Raka pun menjawab  “bukan capek, Cuma kesel aja sama si Andini masak nggak tau apa kalau ini hari kemerdekaan. Eh dia malah ngajak ketemuan, ngajak jalan, ngajak makan, ngajak shooping.... Padahal udah tau kalau aku ini petugas upacara tapi dia malah begitu . Dan dia... ”
“dia cerewet.......”
(tiba tiba suara itu muncul dan ternyata itu adalah suara Andini si pacarnya Raka)
“ehmm... A,,,A...Andini kamu kok ada disini” tanya Raka
“Gue udah dengar apa kata loe semua,, sekarang tinggal gue ngasih pilihan kamu mau ngajak aku jalan-jalan atau kamu lebih memilih untuk upacara. Ingat,,, jauh-jauh hari kamu udah pernah janji kalau suatu saat ingin ngajak begini” Ucap si Andini
“Iya.. tapi ini kan hari kemerdekaan dan aku harus upacara, masak kamu gak ngertiin aku banget sih.. Kamu nggak tau apa kalau aku udah dipercaya dan tiga puluh menit lagi aku harus pergi ke lapangan upacara...” Jawab Raka dengan kesal
“oke,, terserah kamu aku mau pergi sendiri....” balas Andini dengan sangat marah kemudian ia langsung pergi
        Aku hanya sebagai penonton mereka bertengkar. Karena aku sendiri tak mau ikut urusan mereka. Namun dalam pikiranku berkata gila banget si cewek ini kok nggak ada pengertiannya sama sekali ya. Raka pun terlihat pasrah dan terdiam tanpa mengurusi pacarnya itu. Lalu ia berkata padaku dia akan pergi ke lapangan upacara karena saat itu udah jam 9.30 sementara upacara dimulai jam 10 pagi.

       Raka lalu berangkat dengan menaiki sepeda motor keren yang dimilikinya. Aku pun melihat wajahnya aneh sedikit terbebani. Namun aku tak terlalu mempedulikannya dan aku langsung meninggalkan tempat duduk tadi lalu langsung pulang kerumah. Karena aku kebetulan tidak mengikuti upacara bendera.
        Sesampai dirumah tiba-tiba hape ku bunyi. Dan ternyata ada telpon masuk. Yakni dari nomor hapenya Raka. Namun yang menelepon kini adalah orang tuanya. Orang tuanya mengabarkan jika Raka kecelakaan saat menuju ke lapangan upacara dan sekarang dirawat di Rumah Sakit.
      Aku pun langsung shok mendengarnya lalu langsung menuju rumah sakit itu. Terlihat disitu beberapa keluarga Raka mulai dari ayah, ibu, paman, dan neneknya ada disitu semuanya. Juga terlihat ada Andin disitu sedang menangis menyesal. Namun nampaknya Tuhan sudah tidak bisa menahan Raka agar hidup lebih lama di dunia. Dokter berkata bahwa Raka sudah tidak bisa diselamatkan lagi.  Aku langsung menangis merasakan kesedihan ini, rasanya baru beberapa jam tadi ketemu Raka. Eh sekarang dia harus kecelakaan dan nyawanya tidak terselamatkan lagi. Dan aku juga melihat tangisan orang tua serta kerabat keluarga Raka disana.
Kemudian Andini memanggilku, dan dia berkata kepadaku :
“Hari ini adalah hari paling buruk dalam hidupku, aku sangat menyesal dengan hari ini. Hari dimana aku kehilangan orang yang paling aku cintai. Mungkin Tuhan terlalu sayang kepada Raka sehingga Tuhan mengambilnya. Dan memang hari kemerdekaan ini sudah menjadi tak merdeka lagi buatku karena aku tak menganggap hari ini adalah hari kemerdekaan”


Tamat J

0 komentar:

Posting Komentar